PROBLEMATIKA
MENGAJAR DI TK
Edlin Y. Nugraheni,*
A.
PENGERTIAN GURU TK
Seorang
guru adalah merupakan
satu sosok yang prilakunya menjadi panutan, baik bagi anak didik, keluarga
ataupun masyarakat. Dengan demikian betapa beratnya seorang guru dalam mengabdikan
hidupnya, namun dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa maka seberat
apapun tugasnya, guru tetap mengabdi dengan keprofesionalismeannya.
Disatu
sisi yang lain, melihat jenjang pendidikan di Indonesia dimana hirarki
pendidikan adalah : TK, SD, SMP, SMA, PT. Maka guru TK dianggap pekerjaan yang
paling gampang dibandingkan menjadi guru SD, SMP, SMA atau PT. Pikiran inilah
yang sangat keliru, karena jika yang menjadi dasar Cuma sulit akan tidaknya
pelajaran, jelas itu namanya bukan mendidik.
Perlu
kita sadari bahwa anak adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, tapi anak
mempunyai dunianya sendiri yaitu dunia anak-anak, dimana sifat meniru masih
kuat dalam benak mereka. Oleh karena itu segala tingkah laku Ibu/Bapak guru TK
akan diingat dalam memori otaknya dan akan ditiru dalam tingkah lakunya.
Mari
kita bayangkan betapa berat tugas seorang guru TK yang harus menjaga perilaku
dalam aturan-aturan norma yang ketat agar anak meniru dan menjadi contoh yang
baik. Coba kita bandingkan dengan seorang guru SMA, dimana anak SMA sudah
mengenal baik dan buruk dengan tepat, yang artinya mereka sudah dapat memilih
dan memilah mana perilaku gurunya yang benar atau salah.
Perlu
disadari bahwa pengertian guru TK adalah orang yang mendidik anak usia 4 – 6
tahun (pendidikan pra sekolah) Taman Kanak Kanak pada hakekatnya merupakan
wadah bagi perkembangan seluruh aspek kepribadian anak usia 4 – 6 tahun yang
direncanakan secara sistematis dan terprogram serta dikembangkan melalui
kegiatan “Bermain Sambil Belajar” atau “ Belajar Seraya Bermain”.
Jadi
sekali lagi sangat tidak benar jika dikatakan menjadi guru TK itu pekerjaan
yang mudah, karena di TK inilah penanaman konsep berkehidupan dimulai dan
peletak dasar moral bagi generasi muda. Apalagi dengan konsep bermain sambil
belajar, hal yang demikian ini sangat sulit sekali dan perlu kreativitas yang
tinggi dari seorang guru TK agar anak-anak tidak merasa tertekan di lingkungan
sekolah namun merasa nyaman dalam suasana pendidikan.
B.
PERANAN GURU TK
1.
Sebagai
Moderator
Artinya guru sebagai pengatur arus kegiatan belajar
siswa, sebagai moderator guru menampung persoalan yang diajukan oleh siswa dan
mengembalikan lagi persoalan tersebut kepada siswa lain untuk dijawab dan
dipecahkannya. Akhirnya guru bersama siswa akan menarik kesimpulan atas jawaban
masalah sebagai hasil belajar siswa atas dasar semua pendapat yang dibahas dan
diajukan siswa.
2.
Sebagai
Motivator
Artinya sebagai pendorong agar siswa mau melakukan
kegiatan belajar. Sebagai motivator guru harus dapat menciptakan kondisi kelas
yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar, baik kegiatan belajar
individu maupun kelompok. Jadi merangsang kreativitas anak dengan kondisi serta
bahan baku di sekitar lingkungan sekolah merupakan aternatif yang sangat baik
bagi mental anak didik, artinya permainan tidaklah harus mahal dan membeli
namun menciptakan permainan permainan baru dari pelepah pisang, pecahan genting
dll, jauh lebih bermakna bagi anak didik.
3.
Sebagai
Fasilitator
Artinya memberikan kemudahan kemudahan pada siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya. Kemudahan tersebut bisa diupayakan dalam
berbagai bentuk, antara lain menyediakan sumber dan alat belajar, waktu belajar
yang cukup, menunjukkan jalan keluar, dan dapat menengahi perbedaan pendapat pendapat
yang mucul dari siswa.
4.
Sebagai
Evaluator
Artinya sebagai panitia yang obyektif dan
komprehensip. Perlu diperhatikan juga bahwa prinsip evaluasi harus benar dan
jangan sampai menjadi hukuman tapi evaluasi ini mengarah pada perbaikan dari
seluruh pribadi siswa jadi jangan memvonis anak ini nakal, malas, dan lain-lain
sebelum proses perbaikan dari guru dilaksanakan. Sekali lagi penekanan
pendidikan pra sekolah adalah bukan pada hasil akhir tapi proses dalam
meletakkan dasar-dasar kemanusiaan dan akhlak. Inilah yang terpenting dan
mendasar.
C.
FUNGSI TK
Pertanyaan yang muncul dalam membahas fungsi TK
adalah : Untuk apa sih sekolah di TK ? langsung saja kelas I SD kan bisa !
Pertanyaan sederhana ini benar jika dilihat dari sudut akal pikiran orang
dewasa, tapi kalau dilihat-lihat dari perkembangan jiwa anak maka akan sangat diperlukan sekali
sebuah institusi yang disebut : TK. Ingat, anak bukanlah orang dewasa dalam
bentuk kecil tapi anak adalah seorang mahluk Allah dengan dunianya sendiri.
Oleh karena itu pra sekolah atau TK. Sangat diperlukan oleh seorang anak untuk
membentuk mentalnya.
Secara
teori fungsi TK antara lain :
1.
Mempunyai
fungsi sosial
2.
Mempunyai
fungsi kultural
3.
Mempunyai
fungsi psykologis
4.
Mempunyai
fungsi paedagogis
D.
PENGERTIAN TK
Berdasarkan PP No. 27 th.
1990, pengertian Taman Kanak Kanak adalah ; Satu bentuk pendidikan pra sekolah
yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 – 6 tahun, sampai
memasuki pendidikan dasar. Kemudian dijelaskan di UU RI No. 2 tahun 1989 bahwa
pendidikan pra sekolah yaitu pendidikan yang diselenggarakan untuk
mengembangkan pribadi, pengetahuan dan ketrampilan yang melandasi pendidikan
dasar, dengan azas sedini mungkin.
Sedangkan pelaksanaan
pendidikannya menganut prinsip Bermain Sambil Belajar, karena
-
Bermain
adalah kodrat anak untuk mengaktualisasikan fantasinya
-
Dalam
bermain tidak terlalu ditekan dengan tata tertib dan perlu teman sebaya
-
Dalam
bermain jiwa dan pribadi anak akan berkembang termasuk pengenalannya terhadap
lingkungan
-
TK
adalah taman yang berarti tempat yang nyaman untuk bermain dan bukan sekolah.
Berdasarkan pendapat
tersebut jelas sekali perbedaan antara TK dan SD, jika TK merupakan tempat
belajar sambil bermain tapi jika di SD merupakan tempat belajar yang permanen
dimana konsensur dan hukuman mulai diberlakukan. Namun kenyataannya banyak
sekali kekeliruan mendasar di TK yaitu, sudah diajarkan menulis dan membaca
secara permanen padahal kita tahu bahwa usia TK hanya meletakkan dasar-dasar
untuk dapat menerima pengetahuan dienjang pendidikan yang lebih tinggi.
Namun semua ini juga
tidak seluruhnya kesalahan pada lembaga TK, karena ternyata tuntutan dari guru
SD bahwa masuk kelas 1 anak harus bisa membaca (satu tanda kemalasan seorang
guru SD agar tidak susah-susah mengajar anak membaca dan melimpahkan kesalahan
pada guru TK) serta anggapan masyarakat yang keliru juga mendorong kesalahan
mendasar ini sebab menurut masyarakat apabila anaknya setelah lulus TK dapat
membaca dan menulis dianggap anak yang pintar dan TK nya dianggap TK yang maju
dan bermutu. Jadi perlu adanya satu kerjasama dan penjelasan kepada guru SD dan
masyarakat agar tuntutan anak bisa membaca harus disesuaikan dengan tempo
perkembangan anak, maka perlu sosialisasi yang harus terus menerus agar
pemahaman masyarakat tidak keliru serta masuk SD lah tempat anak mulai mengenal
bacaan dan menulis secara permanen.
Harus juga diperhatikan
bahwa bukan tidak boleh pada waktu di TK diajari membaca dan menulis (huruf
atau angka), boleh saja di TK anak diajari membaca dan menulis asalkan tidak
ada pemaksaan serta harus bertujuan untuk melatih tangan. Sekali lagi tujuannya
harus bukan untuk pelajaran.
Jadi, TK merupakan satu
institusi formal setelah keluarga sebagai sarana belajar sambil bermain guna
meletakkan dasar-dasar pondasi pengetahuan agar nanti lebih mudah menerima
pelajaran di Sekolah Dasar. Dengan demikian penanaman moral, akhlak, dan budi
pekerti sangat penting untuk dimasukkan pada jenjang pendidikan pra sekolah
daripada sekedar bisa menulis dan membaca.
E.
TUJUAN TK
Salah satu tujuan
pendidikan nasional yang termasuk dalam pembukaan UUD 45 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Idealisme ini kemudian dijabarkan melalui jenjang-jenjang
pendidikan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan mental dan sosial peserta didik,
diantaranya juga di jenjang pra sekolah
atau TK.
Oleh karena itu TK
merupakan jenjang pra sekolah maka perlu perhatian yang ekstra bagi guru-guru
TK dibandingkan guru di jenjang pendidikan yang lain karena apabila pada
tatanan pondasi saja sudah salah maka akan berdampak negatif bagi anak didik
untuk selamanya.
Satu contoh apabila kita
mengenal konsep angka pada usia TK lalu ada kesalahan atau cara penyajiannya
keliru dan tidak disenangi anak maka akan berdampak anak tersebut tidak akan
pernah menyukai matematika pada waktu di jenjang pendidikan selanjutnya.
Inilah
satu hal yang paling penting di dunia pendidikan pra sekolah sebab kita tahu
bahwa tujuan dari TK adalah : untuk membantu meletakkan dasar kearah
perkembangan sikap perilaku. Pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri di lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. (Kep. Mendikbud RI. No. 0486 / U /
1992, Pasal 3 ayat 1)
Maka tidak bisa
dipungkiri lagi bahwa peranan guru dalam hal ini sangat dominan oleh karena itu
kreativitas yang tinggi sangat diperlukan seorang guru TK agar mutu pendidikan
terangkat.
*) Pemerhati Pendidikan PAUD &
Tenaga Pengajar FKIP Unlam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar