Selasa, 13 Desember 2011

Radar Banjarmasin, 11 dan 18 September 2011

PROBLEMATIKA MENGAJAR DI TK
Edlin Y. Nugraheni,*

A.     PENGERTIAN GURU TK
Seorang guru adalah merupakan satu sosok yang prilakunya menjadi panutan, baik bagi anak didik, keluarga ataupun masyarakat. Dengan demikian betapa beratnya seorang guru dalam mengabdikan hidupnya, namun dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa maka seberat apapun tugasnya, guru tetap mengabdi dengan keprofesionalismeannya.
            Disatu sisi yang lain, melihat jenjang pendidikan di Indonesia dimana hirarki pendidikan adalah : TK, SD, SMP, SMA, PT. Maka guru TK dianggap pekerjaan yang paling gampang dibandingkan menjadi guru SD, SMP, SMA atau PT. Pikiran inilah yang sangat keliru, karena jika yang menjadi dasar Cuma sulit akan tidaknya pelajaran, jelas itu namanya bukan mendidik.
            Perlu kita sadari bahwa anak adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, tapi anak mempunyai dunianya sendiri yaitu dunia anak-anak, dimana sifat meniru masih kuat dalam benak mereka. Oleh karena itu segala tingkah laku Ibu/Bapak guru TK akan diingat dalam memori otaknya dan akan ditiru dalam tingkah lakunya.
            Mari kita bayangkan betapa berat tugas seorang guru TK yang harus menjaga perilaku dalam aturan-aturan norma yang ketat agar anak meniru dan menjadi contoh yang baik. Coba kita bandingkan dengan seorang guru SMA, dimana anak SMA sudah mengenal baik dan buruk dengan tepat, yang artinya mereka sudah dapat memilih dan memilah mana perilaku gurunya yang benar atau salah.
            Perlu disadari bahwa pengertian guru TK adalah orang yang mendidik anak usia 4 – 6 tahun (pendidikan pra sekolah) Taman Kanak Kanak pada hakekatnya merupakan wadah bagi perkembangan seluruh aspek kepribadian anak usia 4 – 6 tahun yang direncanakan secara sistematis dan terprogram serta dikembangkan melalui kegiatan “Bermain Sambil Belajar” atau “ Belajar Seraya Bermain”.
            Jadi sekali lagi sangat tidak benar jika dikatakan menjadi guru TK itu pekerjaan yang mudah, karena di TK inilah penanaman konsep berkehidupan dimulai dan peletak dasar moral bagi generasi muda. Apalagi dengan konsep bermain sambil belajar, hal yang demikian ini sangat sulit sekali dan perlu kreativitas yang tinggi dari seorang guru TK agar anak-anak tidak merasa tertekan di lingkungan sekolah namun merasa nyaman dalam suasana pendidikan.

B.     PERANAN GURU TK
1.      Sebagai Moderator
Artinya guru sebagai pengatur arus kegiatan belajar siswa, sebagai moderator guru menampung persoalan yang diajukan oleh siswa dan mengembalikan lagi persoalan tersebut kepada siswa lain untuk dijawab dan dipecahkannya. Akhirnya guru bersama siswa akan menarik kesimpulan atas jawaban masalah sebagai hasil belajar siswa atas dasar semua pendapat yang dibahas dan diajukan siswa.
2.      Sebagai Motivator
Artinya sebagai pendorong agar siswa mau melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator guru harus dapat menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar, baik kegiatan belajar individu maupun kelompok. Jadi merangsang kreativitas anak dengan kondisi serta bahan baku di sekitar lingkungan sekolah merupakan aternatif yang sangat baik bagi mental anak didik, artinya permainan tidaklah harus mahal dan membeli namun menciptakan permainan permainan baru dari pelepah pisang, pecahan genting dll, jauh lebih bermakna bagi anak didik.
3.      Sebagai Fasilitator
Artinya memberikan kemudahan kemudahan pada siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Kemudahan tersebut bisa diupayakan dalam berbagai bentuk, antara lain menyediakan sumber dan alat belajar, waktu belajar yang cukup, menunjukkan jalan keluar, dan dapat menengahi perbedaan pendapat pendapat yang mucul dari siswa.
4.      Sebagai Evaluator
Artinya sebagai panitia yang obyektif dan komprehensip. Perlu diperhatikan juga bahwa prinsip evaluasi harus benar dan jangan sampai menjadi hukuman tapi evaluasi ini mengarah pada perbaikan dari seluruh pribadi siswa jadi jangan memvonis anak ini nakal, malas, dan lain-lain sebelum proses perbaikan dari guru dilaksanakan. Sekali lagi penekanan pendidikan pra sekolah adalah bukan pada hasil akhir tapi proses dalam meletakkan dasar-dasar kemanusiaan dan akhlak. Inilah yang terpenting dan mendasar.
C.     FUNGSI TK
Pertanyaan yang muncul dalam membahas fungsi TK adalah : Untuk apa sih sekolah di TK ? langsung saja kelas I SD kan bisa ! Pertanyaan sederhana ini benar jika dilihat dari sudut akal pikiran orang dewasa, tapi kalau dilihat-lihat dari perkembangan jiwa  anak maka akan sangat diperlukan sekali sebuah institusi yang disebut : TK. Ingat, anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil tapi anak adalah seorang mahluk Allah dengan dunianya sendiri. Oleh karena itu pra sekolah atau TK. Sangat diperlukan oleh seorang anak untuk membentuk mentalnya.
Secara teori fungsi TK antara lain :
1.      Mempunyai fungsi sosial
2.      Mempunyai fungsi kultural
3.      Mempunyai fungsi psykologis
4.      Mempunyai fungsi paedagogis
D.     PENGERTIAN TK
Berdasarkan PP No. 27 th. 1990, pengertian Taman Kanak Kanak adalah ; Satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 – 6 tahun, sampai memasuki pendidikan dasar. Kemudian dijelaskan di UU RI No. 2 tahun 1989 bahwa pendidikan pra sekolah yaitu pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan dan ketrampilan yang melandasi pendidikan dasar, dengan azas sedini mungkin.
Sedangkan pelaksanaan pendidikannya menganut prinsip Bermain Sambil Belajar, karena
-          Bermain adalah kodrat anak untuk mengaktualisasikan fantasinya
-          Dalam bermain tidak terlalu ditekan dengan tata tertib dan perlu teman sebaya
-          Dalam bermain jiwa dan pribadi anak akan berkembang termasuk pengenalannya terhadap lingkungan
-          TK adalah taman yang berarti tempat yang nyaman untuk bermain dan bukan sekolah.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas sekali perbedaan antara TK dan SD, jika TK merupakan tempat belajar sambil bermain tapi jika di SD merupakan tempat belajar yang permanen dimana konsensur dan hukuman mulai diberlakukan. Namun kenyataannya banyak sekali kekeliruan mendasar di TK yaitu, sudah diajarkan menulis dan membaca secara permanen padahal kita tahu bahwa usia TK hanya meletakkan dasar-dasar untuk dapat menerima pengetahuan dienjang pendidikan yang lebih tinggi.
Namun semua ini juga tidak seluruhnya kesalahan pada lembaga TK, karena ternyata tuntutan dari guru SD bahwa masuk kelas 1 anak harus bisa membaca (satu tanda kemalasan seorang guru SD agar tidak susah-susah mengajar anak membaca dan melimpahkan kesalahan pada guru TK) serta anggapan masyarakat yang keliru juga mendorong kesalahan mendasar ini sebab menurut masyarakat apabila anaknya setelah lulus TK dapat membaca dan menulis dianggap anak yang pintar dan TK nya dianggap TK yang maju dan bermutu. Jadi perlu adanya satu kerjasama dan penjelasan kepada guru SD dan masyarakat agar tuntutan anak bisa membaca harus disesuaikan dengan tempo perkembangan anak, maka perlu sosialisasi yang harus terus menerus agar pemahaman masyarakat tidak keliru serta masuk SD lah tempat anak mulai mengenal bacaan dan menulis secara permanen.
Harus juga diperhatikan bahwa bukan tidak boleh pada waktu di TK diajari membaca dan menulis (huruf atau angka), boleh saja di TK anak diajari membaca dan menulis asalkan tidak ada pemaksaan serta harus bertujuan untuk melatih tangan. Sekali lagi tujuannya harus bukan untuk pelajaran.
Jadi, TK merupakan satu institusi formal setelah keluarga sebagai sarana belajar sambil bermain guna meletakkan dasar-dasar pondasi pengetahuan agar nanti lebih mudah menerima pelajaran di Sekolah Dasar. Dengan demikian penanaman moral, akhlak, dan budi pekerti sangat penting untuk dimasukkan pada jenjang pendidikan pra sekolah daripada sekedar bisa menulis dan membaca.

E.     TUJUAN TK
Salah satu tujuan pendidikan nasional yang termasuk dalam pembukaan UUD 45 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Idealisme ini kemudian dijabarkan melalui jenjang-jenjang pendidikan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan mental dan sosial peserta didik, diantaranya  juga di jenjang pra sekolah atau TK.
Oleh karena itu TK merupakan jenjang pra sekolah maka perlu perhatian yang ekstra bagi guru-guru TK dibandingkan guru di jenjang pendidikan yang lain karena apabila pada tatanan pondasi saja sudah salah maka akan berdampak negatif bagi anak didik untuk selamanya.
Satu contoh apabila kita mengenal konsep angka pada usia TK lalu ada kesalahan atau cara penyajiannya keliru dan tidak disenangi anak maka akan berdampak anak tersebut tidak akan pernah menyukai matematika pada waktu di jenjang pendidikan selanjutnya.
            Inilah satu hal yang paling penting di dunia pendidikan pra sekolah sebab kita tahu bahwa tujuan dari TK adalah : untuk membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap perilaku. Pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri di lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. (Kep. Mendikbud RI. No. 0486 / U / 1992, Pasal 3 ayat 1)
Maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa peranan guru dalam hal ini sangat dominan oleh karena itu kreativitas yang tinggi sangat diperlukan seorang guru TK agar mutu pendidikan terangkat.


                                                                                                                                                                                                            *) Pemerhati Pendidikan PAUD &
                                                                            Tenaga Pengajar FKIP Unlam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar